23 Desember 2009
WASPADAI HANTU “DISLIPIDEMIA”
Dislipidemia adalah gangguan kesehatan akibat kelainan lemak dalam darah. Pada dislipidemia kadar lemak-lemak jahat yaitu LDL kolesterol dan trigliserida mengalami peningkatan. Sebaliknya kadar lemak yang baik yaitu HDL kolesterol justru mengalami penurunan.
LDL kolesterol dan Trigliserida disebut lemak jahat karena lemak ini membawa kolesterol dari dalam hati dan melepaskannya pada dinding pembuluh darah. Keadaan ini bisa menimbulkan timbunan kolesterol (plak) pada dinding pembuluh darah yang disebut ateroma. Ateroma menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang dinamakan aterosklerosis. Kalau penyempitan ini terjadi di pembuluh darah jantung akan menyebabkan jantung koroner, bila terjadi di ginjal akan menyebabkan gagal ginjal dan bila terjadi di otak akan menyebabkan stroke.
HDL kolesterol disebut lemak yang baik karena jenis ini berperan mengangkut kolesterol yang tercecer pada dinding pembuluh darah dan dibawa kembali ke hati. Dengan kata lain HDL kolesterol mencegah terjadinya aterosklerosis sehingga tidak terjadi penyakit jantung koroner.
Sekarang yang mesti kita pikirkan adalah bagaimana caranya agar lemak jahat dalam darah kita tidak meningkat dan sebaliknya lemak baiknya tidak menurun.
BAGAIMANA CARANYA ?
1. Karena kolesterol dan lemak merupakan aktor utama dalam kasus ini maka kita harus membatasi asupan zat tersebut dari makanan kita.
2. Karena kolesterol hanya terdapat pada sumber hewani maka kita harus membatasi makanan dari sumber hewani terutama yang tinggi kolesterol
3. Kolesterol juga diproduksi dalam tubuh kita dan dalam jumlah besar dikeluarkan ke dalam usus sebagai komponen getah empedu. Kolesterol dalam getah empedu yang dikeluarkan ke usus akan diserap kembali kedalam darah dan dibawa ke hati. Oleh karena itu proses penyerapan ini harus dihambat agar tidak berlebihan. Penelitian Anderson dari Kentucky Medical scool menunjukkan bahwa peningkatan asupan serat dapat menghambat proses penyerapan kolesterol dalam usus. Maka makanan kita harus cukup serat, gitu mas.
4. Karena dislipidemia juga merupakan akibat dari gaya hidup sedentary yaitu pola hidup yang kurang aktivitas maka untuk mencegah/menanggulanginya diperlukan olah raga, khususnya yang meningkatkan endurance. Bukan olah raga yang kompetitif seperti sepak bola, badminton, tennis dsb. Tapi olah raga yang dibutuhkan adalah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Dilakukan secara kontinyu, teratur. Jadikan olah raga ini sebagai bagian dari gaya hidup
o Frekuensi 3 – 4 kali/minggu.
o Durasi 30 – 45 menit.
o Intensitas minimal. Dengan kata lain olahraga harus menghasilkan keringat
o tanpa terengah-engah serta tidak menimbulkan perasaan lelah.
Contoh olah raga : renang atau bersepeda pelan-pelan, Treadmil atau jogging, dan senam.
5. Karena dislipidemia juga dipengaruhi oleh stress, maka hindarkan diri anda dari stress. Stress memicu adrenalin yang dapat meningkatkatkan kadar gula darah, kolesterol dan tekanan darah.
PENGATURAN MAKANANNYA GIMANA ?
1. Makanan yang tinggi kolesterol harus dihindari, seperti otak, jerohan, daging merah yang berlemak dan kuning telur. Ayam masih boleh digunakan, tapi sebaiknya hindari bagian kulit , jerohan, leher, kepala, kaki dan sayap., karena kandungan lemaknya cukup tinggi. Sebaiknya perbanyak penggunaan ikan (terutama ikan laut) dan bahan pangan nabati seperti tempe, tahu, kacang-kacangan dan hasil olahannya.
2. bagi penderita dislipidemia sebaiknya menggunakan susu rendah lemak atau non fat.
3. kurang konsumsi udang , cumi kepiting dan kerang. Bila makan udang, makan bersama kulitnya lebih dianjurkan. Karena chitosan dalam kulit dalam kulit udang merupakan bahan anti kolesterol.
4. biasakan memasak dengan menumis, merebus, menanak, memepes dan memanggang. Batasi penggunaan minyak, santan, margarin, mentega. Gunakan minyak jagung, minyak kedelai, minyak zaitun , minyak kacang maupun minyak biji matahari. Tetapi hindarkan pemasakan dengan panas tinggi, karena akan menghasil asam lemak trans yang juga berbahaya untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. (baca juga bahaya asam lemak trans)
5. Kurangi karbohidrat sederhana seperti gula, madu, dan makanan manis lainnya seperti kecap, abon, dendeng, coklat, dodol dsb. penggunaan gula dan makanan manis lainnya akan meningkatkan kadar trigliserida dalam darah.
6. Perbanyak makan sayuran dan buah, terutama dengan kandungan serat larut air tingggi seperti labu siam, terong, oyong/gambas, lobak, melon, semangka, pepaya, belimbing, jambu, pisang, apel, pir dsb. Hindari buah yang banyak menghasilkan gas seperti duren, nangka, nanas.
7. Hindari minuman dan makanan yang beralkohol seperti minuman keras dan tape.
8. Berhenti merokok.
dikutip dari berbagai sumber.
Gangguan bangsa jin yang mempengaruhi fisik dan psikis
memiliki gejala mirip dengan penyakit medis, seperti: pegal-pegal, otot kaku, pusing-pusing, mual-mual, depresi, phobia, trauma, halunisasi, dll.
Karena itu, masyarakat tidak boleh gegabah untuk menentukan seseorang terkena penyakit non medis akibat gangguan jin kemudian menuduh seseorang sebagai tukang santet. Gejala-gejala penyakit medis juga kadang muncul tiba-tiba. Begitu juga penyakit non medis ada yang bergejala tiba-tiba, bertahap dan tidak bergejala sesuai macam-macam gangguan jin itu, seperti:
-Gangguan total, yaitu jin menganggu seluruh sistem tubuh, seperti penyumbatan syaraf, penyubatan jalan darah, hilangnya keseimbangan tubuh, dll.
-Gangguan sektoral, yaitu jin memegang (mengontrol) kinerja salah satu organ tubuh, seperti:tangan, kaki dan kepala bergerak-gerak sendiri, sakit jantung, liver. Usus, maag, pusing-pusing, idiot, dll.
-Gangguan berkepanjangan, yaitu jin terus berada dijasadnya dalam waktu lama, seperti penyakit-penyakit medis menahun, depresi berkepanjangan, dll.
-Gangguan sejenak, yaitu jin tak lebih dari beberapa menit mengontrol sistem tubuh, seperti; kesurupan, kerasukan, mimpi buruk, dll.
Orang harus mengetahui gejala-gejala penyakit gangguan jin merupakan hal yang penting sebelum menuduh seseorang atau kelompok yang bisa menimbulkan fitnah dan bencana. Gejala-gejala penyakit gangguan jin ini terbagi kepada dua bagian: gejala pada waktu tidur dan waktu jaga. Antara lain:
Gejala pada waktu tidur.
-Susah tidur malam, yaitu tidak bisa tidur kecuali setelah lama bersusah payah dengan syarat orang itu tidak sedang stress, depresi dan frustasi.
-Cemas, yakni sering terbangun pada waktu malam dengan syarat orang itu tidak dalam kondisi traumatis.
-Mimpi buruk, yaitu mimpi melihat sesuatu yang mengancam lalui ingin berteriak minta pertolongan tetapi tidak bisa dengan syarat orang itu tidak menderita phobia dan traumatis.
-Mimpi menyeram dengan syarat mimpi itu datang berulang-ulang dan orang itu bukan senang berhalunisasi.
-Mimpi melihat berbagai binatang, seperti kucing, anjing, onta, ular, singa, srigala dan tikus dengan syarat orang itu tidak penyayang binatang dan mimpi itu berulang-ulang..
-Bunyi gigi geraham beradu pada saat tidur dengan syarat bukan kebiasaan tidurnya.
-Tertawa, menangis atau berteriak pada saat tidur dengan syarat orang itu tidak menderita phobia, traumatis, senang berhalunisasi, stress, depresi dan frustasi.
-Merintih pada saat tidur dengan syarat orang itu tidak dalam kondisi sakit.
-Berdiri dan berjalan dalam keadaan tidur tanpa kesadaran tidur dengan syarat orang itu secara medis tidak ditemukan penyakit kelainan kondisi tidur.
-Mimpi seolah-olah akan jatuh dari tempat tinggi dengan syarat orang itu tidak menderita phobia dan traumatis.
-Mimpi berada di kuburan, tempat sampah atau jalan yang mngerikan dengan syarat orang itu tidak menderita phobia.
-Mimpi melihat orang aneh, seperti tinggi sekali, pendek sekali dan hitam sekali dengan syarat orang itu tidak senang berhalunisasi.
-Mimpi melihat hantu dengan syarat orang itu bukan penakut, phobia dan traumatis.
Gejala pada waktu jaga.
-Selalu pusing yang tidak disebabkan oleh berbagai penyakit medis pada panca indera, lambung, gigi, tekanan darah, sistem syaraf atau tenggorokan.
-Selalu berpaling dari ibadah kepada Allah Azza Wa Jalla.
-Linglung pikiran yang tidak disebabkan penyakit medis pada otak, sistem syaraf dan kejiwaan; stress, frustasi dan depresi.
-Sering lesu dan malas yang tidak disebabkan penyakit medis pada otak, sistem syaraf, peredaran darah dan komposisi gizi seimbang.
-Kesurupan atau kerasukan.
-Rasa sakit pada salah satu organ tubuh yang tidak sanggup ditanganin pihak medis.
Kadangkala orang yang tertimpa penyakit gangguan jin menyaksikan pertanda lainnya
yang menunjukkan bahwa dia tertimpa rasukan dari jin misalnya mimpi-mimpi yang menakutkan, seperti melihat hewan-hewan buas, hantu, bayangan-bayangan ktika bangun dari tidur, merasakan ada sosok lain disampingnya ketika tidur, melihat sosok yang duduk diatas kursi dalam keadaan jaga, mersakan ada orang yang bersama dengannya sedangkan ia
tidak melihatnya, ketika membaca Al Qur'an kadang kala melihat bayangan burung dilantai padahal tidak ada burung yang terbang di langit, kadangkala orang itu mendengar bisikan suatu perkataan samar pada telinganya dan melihat suasana yang sangat berbeda dengan di alam nyata. Dalam keadaan seperti ini seseorang dapat di diagnosa terkena suatu penyakit gangguan jin yang tidak ada faktor penyakit medis dan penyakit psikis yang sedang dideritanya.
Selain itu, anda harus mendiagnosa kondisi pasien dengan mengajukan berberapa pertanyaan kepada pasien, keluarga dan tetanggannya untuk memberikan kepastian gejala penyakit gangguan jin, misalnya:
-Apakah kamu mengalami tekanan jiwa di keluarga, lingkungan, tempat kerja dll?
Jawabannya ya, berarti dia tidak menderita penyakit gangguan jin karena dia menderita stress dan frustasi.
-Apakah kamu pernah mengalami peristiwa yang menakutkan atau memiliki rasa takut terhadap sesuatu yang berlebihan: jawabanya ya, berarti dia tidak menderita penyakit gangguan jin karena dia menderita phobia dan traumatis.
-Apakah kamu melihat sejumlah binatang dan mengejar kamu dalam mimpi? Jawaban
iya, berarti dia terkena gejalanya. Check lagi, apakah dia memiliki atau menyukai binatang kesayangan. Jawabannya iya dan binatang itu mirip di mimpinya, maka abaikan mimpi binatang itu sebagai gejala penyakit gangguan jin.
-Apakah kamu bermimpi sesuatu yang menyeramkan? Jawaban iya, berarti dia terkena gejalanya. Check lagi, apakah dia beberapa waktu lalu (satu minggu sampai satu bulan) mengalami tekanan jiwa, ditimpa kejadian menakutkan, ada usaha yang gagal dan mememdam kekesalan? Jawabanya iya maka abaikan mimpi buruk itu sebagai gejala penyakit gangguan jin karena dia mengalami stress, frustasi dan depresi.
-Apakah kamu mimpi seolah-olah kamu akan jatuh dari tempat yang tinggi?
Jawabanya iya, berarti dia terkena gejalanya. Check lagi, dia menderita ketakutan ketinggian, trauma dengan kejadian yang berkaitan ketinggian dan mengalami tekanan jiwa? Jawabanya iya maka abaikan mimpi jatuh dari tempat tinggi sebagai gejala penyakit gangguan jin karena dia mengalami phobia dan traumatis.
-Apakah kamu bermimpi seolah-olah kamu berjalan di jalan yang seram? Jawabannya iya. berarti dia terkena gejalanya. Check lagi, apakah dia memiliki rasa takut berlebihan/penakut, senang nonton film horor, hobi membaca cerita horor dan memiliki angan-angan memiliki daya linuwih? Jawabannya iya maka abaikan mimpi berjalan di tempat seram sebagai gejala penyakit gangguan jin karena dia menderita rasa takut berlebihan, senang berhalunisasi dan type pengkhayal.
Lanjutkan dengan pertanyaan tentang semua gejala di waktu tidur dan gejala di waktu jaga hingga anda yakin adanya keadaan penyakit gangguan jin. Anda harus mengajukan pertanyaan dan menyaring jawaban dengan pola pikir logis, rasional dan tenang supaya bisa menyimpulkan hasil pertanyaan dengan tepat dan benar supaya tidak menimbulkan fitnah.
Berbagai pertanyaan yang diajukan dan dipadukan dengan analisa kondisi pasien anda dapat memperkirakan menderita jenis gangguan jinnya, jumlah dan suku bangsa jinnya. Misalnya setiap mimpinya dia melihat 2 ekor jin, maka ini menunjukkan bahwa dia disusupi oleh 2 jin.
Apakah bila tujuannya merusak organ timbul atau mematikan berarti jenis gangguan jin santet/teluh yang dilakukan suku bangsa jin thal’uh, apabila bila tujuannya ingin memikat hati berarti jenis gangguan jin pelet/pengasihan yang dilakukan suku bangsa jin suksuk. Anda bisa langsung memastikan seluruh bangsa jin yang menyusup.
dikutip dari berbagai sumber.
Menghindari Kecelakaan Finansial
Tragisnya, ketidakmampuan mengekang diri mengakibatkan konsumsi jalan terus dengan pembiayaan dilakukan dengan kartu kredit. Alhasil, pengeluaran menjadi lebih besar ketimbang penghasilan. Inilah awal dari kecelakaan finansial yang akan berlanjut dengan kecelakaan-kecelakaan lain.
Contoh konkret, penggunaan kartu kredit akan semakin meningkat, sementara penghasilan relatif tetap. Yang terjadi kemudian bukan lagi aksi gali lubang tutup lubang, melainkan terperangkap di lubang utang yang semakin dalam. Kehidupan pun menjadi tidak tenang.
Orang selalu dikejar-kejar debt collector atau stres berkepanjangan karena masih banyak keinginan yang belum terpenuhi. Bukan tidak mungkin, karena permasalahan semakin kompleks, pekerjaan pun bisa hilang.
Itu baru kecelakaan finansial yang diakibatkan ketidakmampuan ”menginjak rem” konsumsi. Ada lagi kecelakaan finansial lain yang juga menerpa jutaan orang, yaitu ketidakmampuan menyediakan dana untuk membiayai sekolah anak. Dana untuk sekolah anak yang tidak disiapkan bisa mengakibatkan sang anak tidak sekolah.
Kalaupun bersekolah, akhirnya anak hanya bisa di sekolah yang kurang berkualitas. Atau sebenarnya, dana untuk anak sekolah sudah tersedia, tetapi karena dipengaruhi lingkungan sekitar, anak dipaksakan masuk ke sekolah yang super mahal. Demi menjaga gengsi, orangtua terpaksa berutang untuk membiayai sekolah anak.
Kecelakaan finansial bukan hanya dialami orang-orang berusia produktif. Tidak sedikit kecelakaan yang menerpa kalangan yang mestinya sudah dalam usia mapan. Seorang karyawan yang sudah terbiasa diberi fasilitas oleh perusahaan, seperti kendaraan dan rumah dinas, kerap kali lupa membeli rumah sendiri.
Ketika usia pensiun tiba, dia akan mengalami masalah besar karena tidak memiliki rumah ataupun kendaraan. Sebab, sepanjang karier, dia sudah terbiasa menggunakan fasilitas perusahaan. Masa pensiun yang seharusnya dinikmati justru memaksanya tetap bekerja guna memperoleh uang untuk membeli rumah dan kendaraan.
Jurus-jurus
Apa yang mesti dilakukan agar kecelakaan finansial tidak menghampiri diri Anda?
Pertama, jangan pernah berutang kalau tujuannya hanya untuk membiayai nafsu konsumtif. Utang hanya layak dilakukan untuk kegiatan produktif yang bisa memberikan penghasilan. Utang untuk hal konsumtif, seperti kredit rumah dan kredit kendaraan, dapat dipertimbangkan jika angsuran masih terpenuhi dari penghasilan bulanan.
Penggunaan kartu kredit sekalipun bukanlah untuk berutang, melainkan hanya untuk kemudahan transaksi pembayaran. Jadi, bukan karena tidak memiliki uang, tetapi lebih karena faktor kepraktisan belaka.
Kedua, melakukan investasi dan proteksi secara bersamaan. Banyak kalangan beranggapan bahwa kalau sudah berinvestasi, persoalan selesai. Pada kenyataannya tidaklah seperti itu. Dalam berinvestasi pun, banyak kemungkinan terjadi kecelakaan finansial.
Itulah sebab ada istilah ”jangan menempatkan investasi dalam satu keranjang”. Prinsipnya sederhana, kalau seluruh investasi Anda dalam bentuk saham, misalnya, ketika pasar saham anjlok, bukan tidak mungkin seluruh investasi Anda akan menguap.
Oleh karena itu, investasi mesti diproteksi. Bagaimana caranya? Sebarkan investasi pada berbagai jenis, mulai dari yang berisiko rendah, sedang, dan tinggi. Dengan cara ini, sebenarnya investasi Anda sudah terproteksi. Konkretnya, kalau investasi Anda yang berisiko tinggi mengalami masalah, Anda masih memiliki ”cadangan” investasi di jenis yang berisiko rendah.
Itu adalah proteksi dalam konteks investasi. Di luar itu, proteksi untuk mencegah dampak negatif dari kecelakaan finansial bisa juga dilakukan dengan membeli produk asuransi. Sebagaimana contoh di atas, orang kerap kali mengalami masalah dalam memenuhi biaya anak.
Nah, salah satu cara mudah menghindari kecelakaan finansial yang terkait dengan biaya sekolah anak adalah dengan membeli polis asuransi pendidikan. Selain itu, berbagai produk asuransi lainnya, termasuk asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, dan asuransi kematian, merupakan ”jurus” mengatasi risiko kecelakaan finansial.
Sebenarnya cukup banyak cara menghindari terjadinya kecelakaan finansial. Seperti kalau mengendarai kendaraan bermotor, sebelum dikendarai, tentu sebaiknya dilakukan pengecekan apakah segala sesuatu masih berfungsi dengan baik . Begitu juga dengan kegiatan finansial. Sebelum melakukan berbagai tindakan, tentunya mesti dipikirkan risiko dan kemungkinan terjadinya kecelakaan finansial.
Sumber : Kompas Cetak
05 Desember 2009
BIODATA ANGGOTA KABINET INDONESIA BERSATU II (2009-2014)
Nama: Marsekal TNI (Purn.) Djoko Suyanto, S.I.P.
Tempat/Tanggal Lahir: Madiun, Jawa Timur, 2 Desember 1950
Pendidikan Terakhir:
* 1995 Joint Services Staff College, Australia
Riwayat Pekerjaan:
* 13 Februari 2006-28 Desember 2007 Panglima TNI
* 2009 Wakil Ketua Tim Kampanye SBY-Boediono
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Nama: Ir. M. Hatta Rajasa
Tempat/Tanggal Lahir: Palembang, 18 Desember 1953
Pendidikan Terakhir:
* Insinyur Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB)
Riwayat Pekerjaan:
* Menteri Sekretaris Negara Kabinet Indonesia Bersatu (2007-2009)
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
Nama: H.R. Agung Laksono
Tempat/Tanggal Lahir: Semarang, Jawa Tengah, 23 Maret 1949
Pendidikan Terakhir:
* Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) tahun keenam (1972).
Riwayat Pekerjaan:
* Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kab Reformasi Pembangunan (1998-1999)
* Ketua DPR RI (2004-2009)
Menteri Sekretaris Negara
Nama: Letjen TNI (Purn.) Sudi Silalahi
Tempat/Tanggal Lahir: Pematang Siantar, 13 Juli 1949
Pendidikan Terakhir:
* Akabri tahun 1972
Riwayat Pekerjaan:
* Sekretaris Kabinet pada Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009)
Menteri Dalam Negeri
Nama: Gamawan Fauzi, S.H., M.M.
Tempat/Tanggal Lahir: Solok, Sumatra Barat, 9 November 1957
Pendidikan Terakhir:
* 1982 Lulusan Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang
Riwayat Pekerjaan:
* 2000-2005 Bupati Kabupaten Solok
* Gubernur Sumatra Barat
Menteri Luar Negeri
Nama: Dr. M. Marty Natalegawa
Tempat/Tanggal Lahir: Bandung, 22 Maret 1963
Pendidikan Terakhir:
* Doctor of Philosophy in International Relations, Australian National University, 1993
Riwayat Pekerjaan:
* Wakil Tetap Republik Indonesia (RI) untuk PBB, 2007-sekarang
* Ketua Komite Khusus PBB untuk Dekolonisasi periode 2008
Menteri Pertahanan
Nama: Prof. Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.A., M.Sc.
Tempat/Tanggal Lahir: Semarang, 16 Juni 1951
Pendidikan Terakhir:
* Ph.D. Ekonomi Mineral/Sumber Daya Alam Colorado School of Mines, Golden, Colorado, USA (1988)
Riwayat Pekerjaan:
* Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009)
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nama: Patrialis Akbar, S.H.
Tempat/Tanggal Lahir: Padang, 31 Oktober 1958
Pendidikan Terakhir:
* Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta
Riwayat Pekerjaan:
* Anggota Komisi III DPR RI periode 2004-2009
* Ketua DPP PAN
Menteri Keuangan
Nama: Dr. Sri Mulyani Indrawati
Tempat/Tanggal Lahir: Tanjung Karang, 26 Agustus 1962
Pendidikan Terakhir:
* Ph.D. of Economics dari University of Illinois Urbana Champaign, USA (1990-1992)
Riwayat Pekerjaan:
* Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu (2005-2009)
* Menteri Keuangan merangkap Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu (13 Juni 2008-2009)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nama: Dr. Darwin Zahedy Saleh, S.E., M.B.A.
Tempat/Tanggal Lahir: Riau, 29 Oktober 1960
Pendidikan Terakhir:
* Program Doktor Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Riwayat Pekerjaan :
* Staf Ahli Dekan Fakultas Ekonomi UI
Menteri Perindustrian
Nama: Ir. Mohamad S. Hidayat
Tempat/Tanggal Lahir: Jombang, Jawa Timur, 2 Desember 1944
Pendidikan Terakhir:
* Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung
* Property Management Course Tokyo Foundation, Tokyo, Jepang
Riwayat Pekerjaan:
* 2008-2012 Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia
Menteri Perdagangan
Nama: Dr. Mari Elka Pangestu
Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 23 Oktober 1956
Pendidikan Terakhir:
* Ph.D. bidang International Trade, Finance & Monetary Economics dari Universitiy of California, Davis (1986)
Riwayat Pekerjaan:
* Menteri Perdagangan Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009)
Menteri Pertanian
Nama: Ir. H. Suswono, M.M.A.
Tempat/Tanggal Lahir: Tegal, Jawa Tengah, 20 April 1959
Pendidikan Terakhir:
* S-2 Magister Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor
Riwayat Pekerjaan:
* Wakil Ketua Komisi IV DPR RI periode 2004-2009 dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
Menteri Kehutanan
Nama: Zulkifli Hasan, S.E., M.M.
Tempat/Tanggal Lahir: Lampung, 17 Mei 1962
Pendidikan Terakhir:
* S-2 Sekolah Tinggi Manajemen PPM
Riwayat Pekerjaan:
* Anggota Komisi VI dari Fraksi PAN (2004-2009)
* Presdir PT Panamas Mitra Inti Lestari
Menteri Perhubungan
Nama: Freddy Numberi
Tempat/Tanggal Lahir: Serui (Papua), 15 Oktober 1947
Pendidikan Terakhir:
* Pendidikan Khusus AAL di Surabaya (1969-1971)
Riwayat Pekerjaan:
* Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009)
Menteri Kelautan dan Perikanan
Nama: Dr. Ir. Fadel Muhamad
Tempat/Tanggal Lahir: Ternate, Maluku, 20 Mei 1952
Pendidikan Terakhir:
* Doktor Ilmu Administrasi Negara (predikat Cum Laude), Universitas Gadjah Mada (2007)
Riwayat Pekerjaan:
* Gubernur Provinsi Gorontalo (periode 2001-2011)
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nama: Abdul Muhaimin Iskandar
Tempat/Tanggal Lahir: Jombang, 24 September 1966
Pendidikan Terakhir:
* S-2 Ilmu Komunikasi UI Jakarta (1996-1998)
Riwayat Pekerjaan:
* Wakil Ketua DPR RI (1999-2004 dan 2004-2009)
Menteri Pekerjaan Umum
Nama: Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. H.E.
Tempat/Tanggal Lahir: Pengging, Jawa Tengah, 5 Juli 1943
Pendidikan Terakhir:
* Pascasarjana Land and Water Dev. IHE-DELFT Netherland (8 September 1977)
Riwayat Pekerjaan:
* Menteri Pekerjaan Umum Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009)
Menteri Kesehatan
Nama: Endang Rahayu Setianingsih, Ph.D.
Pendidikan Terakhir:
* Fakultas Kedokteran UI 1979
* Ph.D. dari Harvard University AS
Riwayat Pekerjaan:
* Pejabat Eselon II Depkes
* Aktif di Litbang Depkes
* Kepala Lab. Namru
Menteri Pendidikan Nasional
Nama: Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, D.E.A.
Tempat/Tanggal Lahir: Surabaya, 17 Juni 1959
Pendidikan Terakhir:
* S-3 Jurusan Signaux et System, Universite Science et Technique du Languedoc Montpellier Prancis, 1990
Riwayat Pekerjaan:
* Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu (2007-2009)
Menteri Sosial
Nama: Dr. H. Salim Segaf Al Jufrie, M.A.
Tempat/Tanggal Lahir: Solo, Jawa Tengah, 17 Juli 1954
Pendidikan Terakhir:
* S-3 (1986) untuk bidang Syariah di Universitas Madinah, Arab Saudi
Riwayat Pekerjaan
* Dubes untuk Kerajaan Arab Saudi dan Kerajaan Oman
Menteri Agama
Nama: Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si.
Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 19 September 1956
Pendidikan Terakhir:
* S-1, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarief Hidayatullah, Jakarta (1977-1984)
Riwayat Pekerjaan:
* Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009)
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
Nama: Ir. Jero Wacik, S.E.
Tempat/Tanggal Lahir: Singaraja, 24 April 1949
Pendidikan Terakhir:
* S-2, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1983)
Riwayat Pekerjaan:
* Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009)
Menteri Komunikasi dan Informatika
Nama: Ir. H. Tifatul Sembiring
Tempat/Tanggal Lahir: Bukittinggi, 28 September 1961
Pendidikan Terakhir:
* Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer (STI&K) Jakarta
* International Politic Center for Asian Studies Strategic Islamabad, Pakistan
Riwayat Pekerjaan:
* Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), periode 2005-2010
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi
Nama: Evert Erenst Mangindaan, S.I.P.
Tempat/Tanggal Lahir: Surakarta, Jawa Tengah, 5 Januari 1943
Pendidikan Terakhir:
* Fakultas Ilmu Sosial Politik UT
Riwayat Pekerjaan:
* Mantan Gubernur Sulawesi Utara (1995-2000)
* Ketua Komisi II DPR RI (2004-2009)
Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Nama: A. Helmy Faisal Zaini
Tempat/Tanggal Lahir: Cirebon, 1 Agustus 1972
Pendidikan Terakhir:
* Univ. Paramadina Jakarta
Riwayat Pekerjaan:
* Anggota Komisi VI dan Badan Musyawarah DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (2004-2009)
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
Nama: Prof. Dr. Armida Salsiah Alisjahbana
Tempat/Tanggal Lahir: Bandung, 16 Agustus 1960
Pendidikan Terakhir:
* University of Washington, Seattle, Washington, Amerika Serikat - 1994 (Doktor)
Riwayat Pekerjaan:
* Profesor Ekonomi Universitas Padjadjaran
* Wakil Dekan Fakutas Ekonomi Unpad
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Nama: Dr. Ir. Mustafa Abubakar
Tempat/Tanggal Lahir: Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), 15 Oktober 1949
Pendidikan Terakhir:
* S-3 IPB 2004
Riwayat Pekerjaan:
* Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog)
Menteri Negara Perumahan Rakyat
Nama: Suharso Monoarfa
Tempat/Tanggal Lahir: Mataram, Nusa Tenggara Barat, 31 Oktober 1954
Pendidikan Terakhir:
* Persiapan Kandidat Ph.D. di Curtin University of Technology, Perth Australia
Riwayat Pekerjaan:
* Anggota Komisi VII DPR RI (2004-2009)
* Direktur Penerbitan IQRO Bandung 1979-1981
Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga
Nama: Andi Alifian Mallarangeng
Tempat/Tanggal Lahir: Makassar, Sulawesi Selatan, 14 Maret 1963
Pendidikan Terakhir:
* S-3 Northern Illinois University
Riwayat Pekerjaan:
* Juru bicara kepresidenan
Kepala BIN
Nama: Jenderal Pol. (Purn.) Sutanto
Tempat/Tanggal Lahir: Pemalang, Jawa Tengah, 30 September 1950
Pendidikan Terakhir:
* 1990 Sespimpol, Lembang, Bandung
* 2000 Lemhanas
Riwayat Pekerjaan:
* 2005-2008 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri)
* Januari 2009 - sekarang Komisaris Utama PT Pertamina
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Nama: Gita Wirjawan, M.B.A., M.P.A.
Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 21 September 1965
Pendidikan Terakhir:
* Kennedy School of Government, Harvard University (Business Administration-1992 dan Master Public Administration-2000)
Riwayat Pekerjaan:
* Komisaris Pertamina
* Presiden Direktur JP Morgan Indonesia
________________________________________
Sumber: Harian Pikiran Rakyat, Kamis 22 Oktober 2009
Cara Bijak Melampiaskan Marah
Pepatah Arab kuno mengatakan, kemarahan diawali dengan ketidaksadaran dan diakhiri dengan penyesalan. Adagium itu mungkin tak sepenuhnya benar, meski bukan berarti keliru. Yang jelas, kemarahan erat berkait dengan kepribadian serta pengalaman batin seseorang. Faktor eksternal sebagai pemicu, tentu saja sangat sangat menentukan bagaimana orang mengekspresikan kemarahannya.
Seperti emosi-emosi lain yang terberi, yaitu sedih, gembira, dan kecewa, amarah juga merupakan emosi normal manusia. Masalahnya adalah bagaimana kita mengelola kemarahan itu supaya tidak menjadi liar dan menjurus ke tindak negatif. Pada titik paling ekstrem, kemarahan bisa diikuti tindakan menyakiti diri sendiri atau orang lain. Lalu, apakah kita tidak boleh marah?
Ada cerita tentang orang yang sangat jarang marah. Namanya Pak Makruf. Para tetangga mengenalnya sebagai orang yang luar biasa penyabar. Belum pernah sekali pun ia marah di depan umum. Keluarganya pun mengaku sangat jarang melihat ia marah, kecuali sesekali melotot kesal. Pernah, suatu hari seorang pengendara motor ngebut melanggar genangan air, sehingga air kotor menciprat ke celananya yang bersih. Ia cuma tertegun sejenak dan berkata,"Mungkin ia buru-buru karena ada urusan gawat."
Pura-pura Penyabar Ada beberapa orang yang seperti Pak Makruf. Mereka terlihat sangat tenang dan tidak mau mengumbar kemarahannya. Apakah mereka telah berhasil mengelola amarahnya? Jawabnya adalah belum tentu. Pasalnya, ada dua alternatif skenario yang bisa menimpa atau sedang terjadi pada orang-orang seperti itu.
Pertama, meski ia berhasil meredam setiap emosi kemarahannya sehingga tidak meledak ke luar, ternyata ia sekaligus menimbun emosi itu dalam hatinya. Untuk sesaat, penimbunan itu memang tidak berdampak buruk. Bahayanya adalah, orang-orang tipe ini sangat rentan meledakkan amarahnya dengan intensitas dan kesengitan yang luar biasa. Parahnya, banyak orang di sekitarnya justru tidak menduga ia akan berbuat sekeras itu. Akumulasi kepingan-kepingan amarahnya bisa membangkitkan kekuatan kemarahan yang sangat luar biasa.
Skenario kedua adalah, orang tersebut memang benar-benar sukses mengelola kemarahannya. Ia mampu mengendalikan segala emosinya dengan baik. Dengan latihan terus-menerus dan pemahaman yang baik tentang kemarahan, bukan tidak mungkin ia telah berhasil berdamai dengan dirinya. Agama, filsafat, latihan mental, dan pengalaman hidup adalah faktor-faktor yang sangat membantunya.
Jika ia 'tidak marah', bukan berarti ia memang benar-benar tidak marah. Ia berhasil mengendalikan amarahnya supaya tidak meledak ke luar. Perbedaannya dengan tipe pertama sangat jelas, orang-orang golongan ini melakukannya dengan tulus dan semangat untuk menjadi lebih sabar.
Tipe lainnya adalah orang yang sangat 'hobi' marah-marah. Masalah kecil saja, telah cukup untuk meledakkan amarahnya. Semprotan kalimat-kalimat 'tak berbudaya' sudah biasa keluar dari mulutnya. Bukan tidak mungkin kemarahannya itu juga diikuti tindakan fisik. Dalam kasus seperti ini, biasanya yang menjadi korban adalah anggota keluarganya. Orang-orang ini tak peduli, bagaimana kemarahannya itu akan berakibat pada orang-orang terdekatnya.
Marah Secara Alami
Idealnya, kalau bisa tidak marah, memang tidak perlu marah. Untuk apa kita marah, karena justru bisa menimbulkan masalah baru. Tapi, memang hanya orang-orang tertentu yang bisa memadamkan api kemarahannya tanpa meninggalkan jejak berbahaya.
Sebagai manusia normal, kita masih perlu marah dan mengekspresikan kemarahan itu. Cuma, yang perlu diingat adalah cara dan bagaimana mengekspresikannya. Untuk kasus tertentu, misalnya kemarahan diperlukan untuk memperingatkan seseorang agar dia tidak mengulangi kesalahan serupa. Marah di sini bukan berarti Anda bebas mengeluarkan kata-kata 'sadis' yang berpotensi melukai hatinya, apalagi sampai menyakiti fisiknya.
Anda bisa mengajaknya bicara. Tidak perlu harus berbaik-baik, sewajarnya saja. Jika Anda kesal, bicaralah dengan kesal. Yang penting Anda ekspresikan kemarahan itu dengan alami. Sebab, sebelum kemarahan meledak ia pasti akan melalui beberapa tahapan. Sangat jarang terjadi kemarahan pada orang-orang terdekat kita tiba-tiba meledak begitu saja. Kesal, dongkol, sedih, biasanya adalah tahap-tahap awalnya. Dan saat-saat itulah waktu untuk sejenak merenung dan memikirkan apa dampak negatifnya jika kemarahan itu dilampiaskan begitu saja. Apa untung dan ruginya? Ingat, kemarahan itu tujuannya untuk mengingatkan bukan memuaskan emosi Anda.
Manajemen Marah
Pada umumnya, kita lebih mudah marah pada orang-orang terdekat, keluarga kita misalnya. Sementara dengan orang-orang yang tidak kita kenal, kita bersikap lebih lunak dan tidak begitu peduli.
Tapi, banyak pula kasus di mana kita marah pada orang yang kita temui di jalan. Jika ada orang yang memicu kemarahan Anda, jangan lupa berpikir, perlu tidak kemarahan itu dituruti. Jangan-jangan hidup kita justru lebih tenteram dengan tidak meledakkan amarah kapan pun kita suka.
Langkah yang musti diambil saat kita benar-benar dikuasai kemarahan adalah, paksa diri kita untuk tetap terkontrol dan berpikir sehat. Banyak kasus penyaniayaan dan pembunuhan terjadi karena kemarahan yang tidak terkontrol. Istilah kalap dan gelap mata mungkin bisa menggambarkan kondisi tersebut. Karena itu, di luar negeri sudah banyak didirikan klinik rehabilitasi kemarahan seperti halnya klinik rehabilitasi kecanduan alkohol dan narkoba. Mereka biasa menyebutnya anger management.
Beberapa waktu lalu, Livia Iskandar Dharmawan, Psi., MSc., melakukan rehabilitasi kemarahan di LP Cipinang, Jakarta. Livia adalah konsultan psikologi yang banyak menangani kasus kekerasan dalam rumahtangga. Di sana, ia membentuk grup-grup diskusi untuk membicarakan faktor-faktor pemicu kemarahan dan bagaimana mengatasinya. Setelah pelatihan tersebut, para peserta mengaku lebih mampu mengontrol diri dan tidak gampang lepas kendali.
Salah satu cara yang dipakai untuk mengelola marah ini adalah metode pengalihan perhatian. Saat hati dikuasai kemarahan, lakukanlah hal-hal yang bisa menyita konsentrasi Anda, misalnya menulis surat atau mengerjakan tugas-tugas yang belum beres. Anda bisa pula mendengarkan musik, mencuci mobil, bersih-bersih rumah, jalan-jalan ke mal hingga belanja. Bagi yang bersifat agresif bisa menyalurkannya lewat olahraga, bahkan memukuli sansak. Menyediakan karung pasir sebagai sasaran tinju adalah salah satu alternatif ampuh. Sementara itu, dengan beres-beres rumah Anda telah membimbing pikiran untuk mengatur sesuatu pada tempatnya dengan rapi.
Mungkin pada awalnya agak sulit dilakukan, sebab hati dan pikiran Anda masih dikuasai kemarahan. Tapi, lakukanlah terus aktivitas itu sepenuh hati. Biarkan konsentrasi Anda terpecah antara mengerjakan sesuatu dan memikirkan kemarahan. Lama-lama Anda akan terbiasa, bahwa kemarahan adalah sesuatu yang wajar, yang tidak harus dilampiaskan dengan berteriak atau meninju sesuatu.
Tapi, jika suatu saat Anda benar-benar marah, langkah pertama yang harus diingat adalah menarik napas dalam-dalam, lalu keluarkan perlahan-lahan. Lakukan itu beberapa kali sambil mengingat pepatah di awal tulisan ini. Kemarahan selalu diawali dengan ketidaksadaran dan diakhiri dengan penyesalan. Jadi, jika Anda masih ingin selalu dikendalikan oleh kesadaran dan tidak ingin mengalami penyesalan, buat apa marah?
sumber : kompas.com
Bersyukurlah Saat Si Dia Membohongi Anda
KEJUJURAN adalah kunci dalam memelihara hubungan yang harmonis. Namun jika suatu saat ia berbohong pada Anda, bersyukurlah. Mengapa?
Karena jika ia bicara apa adanya, seringkali Anda justru akan marah dan mendiamkannya berhari-hari. Misalnya, Anda bertanya padanya, "Aku keliatan genduk, nggak? Sudah pasti ia akan menjawab, "Enggak!" Jawaban ini jelas akan menghibur Anda, meskipun Anda sendiri yakin bahwa Anda sudah menambah lemak di tubuh Anda.
Bandingkan jika Anda menanyakan hal yang sama pada teman perempuan Anda, dengan segera mereka pasti akan menjawab, "Iya tuh, perut lo kemana-mana!" Jawaban yang jujur akan menyakitkan hati Anda, perempuan pada umumnya.
Untuk itulah pria kerap menerapkan white lie sebagai kunci menciptakan hubungan yang harmonis dengan pasangannya. Anda masih tidak percaya bahwa ia telah berjasa meredam beragam konflik dalam rumah tangga Anda? Simak empat alasan mengapa ia berbohong:
Agar tidak menyakiti perasaan
Ingat adegan ketika Anda sibuk mematut-matut atasan di fitting room, lalu melongok keluar meminta pendapat si dia. Si dia lalu mengamati Anda dari atas ke bawah, lalu mengatakan, "Iya, bagus!" Kebohongan seperti ini biasanya dilontarkan karena ia tak mau membuat Anda marah (padahal warna pakaian itu membuat kulit Anda terlihat kusam), sebagian karena ia sudah bete menunggu Anda mengacak-acak seluruh counter di department store tersebut (tanpa terlihat akan segera membuat keputusan). Akhirnya, pernyataan itu diberikan agar Anda segera membayar belanjaan Anda.
Kebohongan lain yang dibuatnya adalah saat Anda memberikan hadiah yang tidak disukainya. Bila ditanya apakah ia menyukainya, si dia pasti hanya tersenyum sambil mengatakan bagaimana ia akan menggunakan benda tersebut. Berbohong soal hadiah sebenarnya sulit dilakukan, karena hal ini menyangkut bagaimana ia akan menggunakannya, sehingga ia pasti harus berbohong selamanya. Ia harus memakai sepatu dari Anda selama setahun, misalnya, untuk membuktikan bahwa ia menghargai hadiah Anda.
Untuk mengakhiri pertengkaran, atau mencegah Anda memulainya
Anda sudah mengerahkan seluruh tenaga untuk menunjukkan bahwa si dia melakukan kesalahan, namun reaksinya cuma, "Ya udah, aku yang salah." Hal ini ternyata membuat Anda lebih kesal, karena perempuan umumnya berharap mendapatkan perlawanan mengenai perdebatan tersebut. Ada kepuasan tersendiri jika Anda "memenangi" perdebatan semacam ini. Sayangnya, si dia justru merasa topik perdebatan tersebut sangat tidak bermutu. Akhirnya ia langsung mengakui kesalahan saja, atau membenarkan semua yang Anda katakan. Ini lebih baik daripada mendengarkan Anda ngoceh sepanjang hari.
Untuk mendukung harapan atau usaha Anda
Setelah mengeluarkan semua peralatan memasak, dan membuatnya berserakan di seluruh dapur, akhirnya Anda berhasil membuat lumpia pertama Anda. Si dia yang sejak tadi tak berani masuk ke dapur, akhirnya bersedia mencicipi hasil karya Anda. "Enak kok, Yang. Sebentar lagi kamu bisa jualan di kantor," katanya. Ia enggan memberikan pendapat, meskipun penampilan lumpia tersebut tidak seperti fotonya di buku resep (apalagi rasanya).
Untuk menghindari konflik keluarga
Jika suami tidak begitu cocok dengan ibu Anda, namun ia selalu memasang senyum di wajahnya, maka ia hanya sedang melakukan "bohong putih" untuk menjaga agar seluruh keluarga tetap damai. Begitu pula saat ia tetap menemani Anda ngobrol dengan teman Anda yang menjengkelkan. Ia pasti hanya tidak ingin meninggalkan Anda sendirian, meskipun sebenarnya ia sudah jemu mendengarkan jokes teman Anda sejak pertama bertemu tadi.
Nah, agar seimbang, adakah situasi yang menuntut Anda untuk memberikan kebohongan untuk si dia? Apakah Anda lebih baik mengatakan sejujurnya dalam konteks situasi semacam ini?